Kopi

KOPI
minuman hangat berwarna hitam pekat dengan dominan rasa pahit yang sesekali diselingi rasa manis serta dilengkapi aroma yang mampu membangkitkan semangat. Secangkir kopi adalah sebuah representasi akan realitas kehidupan.
Warna hitam pekat dalam kopi, mengingatkanku pada hakikat hidup yang penuh misteri. Tak satu pun dari kita yang bisa mengetahui dengan pasti apa yang akan kita alami hari ini dan masa yang akan datang, meski kita telah berusaha mengantisipasi dengan sebuah perencanaan yang matang. Akan tetapi, manusia hanya bisa berencana, realitas kehidupan tetap mengikuti ‘keinginan’ Tuhan, yang lagi-lagi menurutku, penuh misteri.
Tak hanya itu. Dalam hidup, kita sering di’tuntut’ untuk akrab dengan perubahan. Segala yang kita rencanakan bisa berubah total hanya dalam waktu yang singkat. Heraclitus, seorang filsuf Yunani, pernah berkata “nothing endures but change“. Kalimatnya bisa bermakna bahwa satu-satunya hal yang konstan (dalam hidup) adalah perubahan.
Esensi tentang perubahan dalam hidup pun bisa kutemui dalam secangkir kopi. Saat kita menyeruput kopi, kita akan mengalami sensasi perubahan rasa. Rasa yang paling pertama dikenali oleh indera pengecap kita adalah pahit yang seakan ‘menonjok’ sistem saraf kita sehingga kita menjadi terjaga.
Rasa pahit perlahan berubah menjadi manis yang menggelitik kuncup-kuncup pengecap lidah kita dan tanpa disadari mengukir senyum pada wajah kita. Setelah rasa manis kita resapi hingga puas, rasa itu perlahan berubah lagi menjadi rasa asam yang melekat di pangkal lidah. Tingkatan rasa asam yang kita kecap bergantung pada jenis kopi dan asal daerahnya.
Tiap rasa yang kukecap dari secangkir kopi turut mengajarkanku pada beragam ‘rasa’ yang telah-sedang-dan akan kutemui dalam kehidupan ini. Rasa manis mengingatkanku pada momen-momen indah yang membuat kita tersenyum bahagia dan tertawa lepas. Mungkin ia bisa dianggap sebagai representasi kebahagiaan dalam hidup.
Akan tetapi, dalam secangkir kopi, bukan hanya manis yang kita rasakan. Masih ada rasa lainnya, seperti pahit dan asam. Begitu juga dalam hidup, tak hanya senang dan bahagia yang kita rasakan. Tak jarang kita dihadapkan pada momen-momen ‘pahit’ yang membuat kita merasa sedih, terluka, atau bahkan berduka, atau kejadian yang ‘asam’ mendorong emosi.

Komentar